Senin, 03 September 2012

GARIS KEHIDUPAN


Kesuksesan adalah buah dari kedekatan insan manusia dengan Sang Pencipta melalui laku prihatin
Hidup. Apa yang kau ketahui tentang kata ini? Diluar sana banyak pandangan tentang apa itu hidup atau kehidupan. Bagiku sendiri, ada banyak banyak persepsi yang menginterferensi pandanganku tentang hidup.
Ada yang mengatakan bahwa adalah “hidup adalah permainan”. Meski begitu, dalam hidup kita tidak bisa main-main. Pendapat ini berdasarkan konsep hidup yang mirip dalam permainan atau game.
Dalam sebuah game, kita mempunyai misi dalam game tersebut dimana jika kita menyelesaikan misi tersebut, akan ada imbalan untuk itu. Untuk bisa memenuhi misi tersebut, kita harus mempersiapkan segalanya. Bekal, kemampuan atau skill, taktik. Sama seperti hidup yang diberi oleh Tuhan kepada kita, kita di dunia ini juga mempunyai misi. Apa misi kita di dunia? Tentunya mendapatkan kebahagiaan di kehidupan setelah ini. Untuk itu, dibutuhkan bekal yang cukup, skill yang mumpuni, dan taktik dan strategi yang jitu.
Bekal yang dibutuhkan tentunya amalan baik di dunia ini, juga skill dan ability yang kuat untuk mengalahkan musuh-musuh yang menghalangi jalan kita menuju misi kita. Tentunya jumlah minimal bekal yang diperlukan untuk bisa mencapai misi, tidak diketahui sebelumnya. Maka, bawalah bekal sebanyak-banyaknya yang bisa didapat. Tidak cukup itu, asahlah skill dan ability kita agar semakin kuat dan mampu mengalahkan semua musuh.
Game kehidupan yang kita jalani ini adalah game kenyataan dimana kita hanya menjalankan satu karakter sementara ada banyak musuh, dan tidak ada kesempatan mengulang. Dengan ketimpangan jumlah antara karakter yang dimainkan dengan jumlah musuh, kita tidak bisa asal melawan musuh-musuh kita itu. Karena itulah, dibutuhkan taktik dan strategi untuk bisa menyelesaikan misi dalam game yang hanya satu kali ini.
Jika bekal, skill dan ability, serta taktik dan strategi yang kita sudah cukup, kuat, dan jitu, barulah kita bisa menyelesaikan misi kita itu. Jika tidak? Tentunya misi tidak terselesaikan, dan karakter akan mati dalam game.
***
Di luar itu semua, menurut pandanganku “hidup tidaklah bergerak maju dalam satu garis lurus, tapi maju sambil bergerak ke kanan dan ke kiri dengan besar simpangan yang sama”. Kenapa? Karena hidup ini tidak lah datar, selalu mulus, tenang-tenang saja, tapi kadang bergolak, kadang tenang. Pergolakan atau saat-saat tenang itu, menganut azas keseimbangan alam. Jadi setiap terjadi pergolakan, pasti akan disusul oleh masa-masa tenang.
Mengacu pada teori di atas, kita anggap saja sisi kanan adalah saat kebahagiaan atau kemudahan datang, dan sisi kiri adalah saat kesedihan atau kesusahan datang. Maka jika garis kehidupan saat ini berada di sisi kanan, selanjutnya garis kehidupan akan bergerak mendekati garis normal, hingga melewatinya dan bergerak di sisi kiri hingga mencapai simpangan terbesar (dalam pelajaran gelombang disebut Amplitudo) yang sama besar dengan saat garis kehidupan berada di sisi kanan. Namun, kadang panjang atau lamanya garis kehidupan ada di sisi kanan atau sisi kiri tidaklah sama. Kadang sisi kanan lebih lama daripada sisi kiri atau sebaliknya. Tapi tidak jarang juga sisi kanan sesingkat sisi kiri.
Karenanya, jika saat garis kehidupan berada di sisi kanan, jangan berlebihan agar saat garis kehidupan berada di sisi kiri tidak terlalu jauh dari garis normal. Juga jika saat garis kehidupan berada di sisi kiri, yakinlah bahwa setelahnya akan datang sisi kanan. Meskipun seorang yang melarat, pasti pada satu waktu pernah merasakan sisi kanan. Walaupun yang didapat di sisi kanan bukanlah hal materi, namun kebahagiaan.
Dengan konsep inilah penulis berkeyakinan bahwa semakin besar amplitudo sisi kiri, asalkan tidak lepas dari Sang Pencipta kita, akan semakin besar pula sisi kanan yang akan kita dapat.
Karenanya pepatah mengatakan berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Tapi, tidak hanya itu. Diperlukan adanya kuasa Tuhan untuk dapat mewujudkan kesuksesan, karena tidak ada satupun kejadian tanpa kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. 
Jadi, tidak salah jika penulis mengatakan bahwa “Kesuksesan adalah buah dari kedekatan insan manusia dengan Sang Pencipta melalui laku prihatin.”

0 comments:

Posting Komentar